NASKAH DRAMA

DIALEKTIKA DIRI

                SUASANA PENTAS YANG SEPI RETNO MASUK BERJALAN PELAN  DENGAN  DIBAYANG-BAYANGI OLEH DIRINYA SENDIRI MASUK KE DALAM PENTAS LALU BERJALAN EMPAT  ORANG YANG BERJALAN MELINTASI PENTAS SECARA BERSELINGAN DENGAN RETNO MEMBUAT RETNO SANGAT KETAKUTAN KARENA DIA MENGAKU DIRINYA ADALAH SAUDARA RETNO

EMPAT ORANG                                 : perkenalkan namaku retno, aku retno, kamu juga retno kan                                                                                                                     (saling berlainan mengucapkan)

RETNO                                  : siapa kamu, hei siapa kamu, berani-beraninya kau mengaku retno

ORANG 1                             : aku adalah jiwamu bukankah manusia itu ada empat saudaramu,

ORANG 2                             : akulah saudaramu yang berada dalam jiwamu (menyahut kesamping retno)

               RETNO                                   : bohong, aku tidak punya saudara yang kupunya adalah seorang ibu dan anak tanpa suami

ORANG 3                             : itu bersifat duniawi, kita bersifat ghaib

                RETNO MERASA SANGAT BINGUNG DENGAN PERASAANNYA SENDIRI DAN ORANG-ORANG TADI KELUAR DARI PENTAS KINI DIA SENDIRI DENGAN KEBINGUNGANNYA

RETNO                                  : apa aku, siapa aku, retno jiwaku, retno ragaku,

                RETNO MERASA SANGAT BINGUNG HINGGA MEMBUATNYA TAK SADARKAN DIRI LAMPUPUN MATI SEKETIKA, LAMPUPUN KEMBALI BERSINAR REMANG-REMANG NAMPAK SEORANG GADIS KECIL YANG DUDUK DIDEKATNYA RETNO YANG TAK SADARKAN DIRI

ANAK KECIL                        :  mama bangun, kenapa mama begini?

RETNO PERLAHAN BANGUN SETELAH ANAKNYA SENDIRI MEMANGGIL-MANGGIL NAMANYA DIDEKATNYA

RETNO                                 :  anakku reni, jangan khawatir ya. Mama baik-baik saja kok

RENI                                      : tapi kenapa mama tak sadarkan diri seperti itu

RETNO                                 : itulah jalan hidup manusia. Mama ini hidup diantara kematian sementara

RENI                                      : maksud mama

RETNO                                 : kamu esok akan tau sendiri

                RENI BERDIRI PERLAHAN DAN PERGI DARI ARAH RETNO DENGAN MENGULURKAN TANGANNYA LALU KELUAR DENGAN RASA SEDIH

RENI                                      : nggak ma, nggak ma (lalu pergi)

RETNO                                 : reni, maksud kamu

                RETNO YANG MASIH DUDUK DITEMPAT ITU MENGHELA NAFAS DALAM-DALAM DAN MERASA BINGUNG DENGAN DIRINYA SENDIRI SEMBARI MULAI BERDIRI SENDIRI DENGAN PERLAHAN SEPERTI TAK ADA SEMANGAT HIDUP LALU BERJALAN DAN TERHENTI SEPERTI MERASAKAN KEKECEWAAN YANG MENDALAM DALAM DIRINYA

RETNO                                 : retno, apa yang terjadi pada dirimu sehingga anakmu sendiri enggan kepadamu

                DIANTARA KESEDIHANNYA DIA TERUS MERATAPI DIRINYA SENDIRI SEHINNGGA DIA MERASAKAN PUTUS ASA SENDIRI DAN MEMEGANG SEBUAH PISAU KECIL KEMUDIAN DILETAKKAN DITANGANNYA DENGAN WAJAH YANG MARAH

RETNO                                 : dengan seperti ini mungkin aku tau siapa retno? Ia mungkin ini jalannya

                NAMPAK EMPAT ORANG YANG MENCEGATNYA DENGAN TIBA-TIBA MUNCUL SEARAH DENGAN RETNO YANG INGIN MELAKUKAN PERCOBAAN ITU

ORANG 1                             : retno, itu bukan jalanmu

ORANG 2                             : jalan itu adalah jalan kemusrikan pada diri kamu

RETNO                               : apa musrik, hei  . . . dari mana kamu tau musrik, dari komik. Ingat kata-kata mu itu omong kosong katrok

ORANG 3                             : sekarang apa yang kamu inginkan

RETNO                                  : perubahan

ORANG 3                             : pegang kata-katamu itu

                KETIGA ORANG ITU KELUAR DARI PANGGUNG DAN RETNO TINGGAL SENDIRI DENGAN POSISI YANG SAMA SAAT MELENTANGKAN SILET DITANGANNYA LALU RENI MASUK DENGAN ORANG YANG MENGHAMILINYA YANG IA BAWA DENGAN MEMERHATIKAN MAMANYA

RENI                                      : mama, apa yang mama lakukan

RETNO                                 : nggak sayang, mama tidak melakukan apa-apa santai saja (terkejut)

RENI                                      : reni duluan dulu ya ma

                RENIPUN KELUAR DIPANGGUNG TINGGA LELAKI ITU HENDRA DAN RETNO

HENDRA                               : retno masih ingat kamu denganku

                RETNO DENGAN KEMARAHANNYA BERJALAN KEARAH HENDRA DENGAN WAJAH DENGAN DENDAM YANG MENDALAM MEMEGANG PISAU TADI DIBELAKANGNYA

RETNO                                 : tentu aku tau, aku sudah maafkan kamu tapi dengan kamu sarat

HENDRA                               : apa saratnya

RETNO                                 : ini saratnya, rasakan ini keparat

                TERJADI PERTENGKARAN YANG SENGIT DIANTARA MEREKA DENGAN BERDUA DENGAN SERANGAN RETNO YANG SERING KALI KEARAH HENDRA YANG BERUSAHA MENGHINDAR DARI SERANGAN RETNO DISELA-SELA ITU RENI MUNCUL DENGAN NENEKNYA

RENI                                      : mama,

NENEK                                 : anakku retno

                KEADAAN YANG MENEGANGKAN DENGAN KELAKUAN RETNO YANG PURA-PURA MENGALIHKAN PERHATIANNYA PADA IBU DAN ANAKNYA MEMBUAT HENDRA MERASA LEGA BERADA DIBELAKANG RETNO DENGAN LIRIKAN RETNO KEARAH HENDRA TANPA DISADARI OLEH HENDRA SEHINGGA DENGAN SEGERA RETNO MENUSUKNYA DENGAN PISAUNYA KEPERUT HENDRA

RETNO                                 : rasakan ini hendra (bersamaan dengan pergerakannya)

                SAAT PERKATAAN RETNO TERLONTAR BERSAMAAN DENGAN PERGERAKAN TANGANNYA KE PERUT HENDRA BERSAMAAN PULA LAMPU PADAM. SUASANA REMANG-REMANG KEMUDIAN LAMPU PANAS MENYOROT KETENGAH-TENGAH PENTAS RATNA KEMBALI MENGHELA NAFAS DAN MENGELUARKAN SEBUAH PISAU KARENA BERJALAN MENUJU ARAH IBUNYA

RETNO                                 : mama kau yang membuat aku seperti ini

NENEK                                 : membuat gimana retno? (ketakutan)

RETNO                                 : karena mama yang telah menurunkan prilaku kepadaku sehingga aku hancur

NENEK                                 : maksud kamu retno?

RETNO                                 : mama kan yang telah membuat papa meninggal karena ulah mama sering menaruh                                                                     sesajen dikamar belakang lalu menyendiri didalam semua itu ma yang membuat aku                                                                      seperti ini, setannya itu lhoh ma merasuk jiwaku

RENI                                      : mama, nenek (berteriak lalu pingsan)

NENEK                                  : maafkan mama nak (memegang reni yang pingsan)

RETNO                                 : dusta adalah dusta yang harus dibalas dengan kedustaan, sekarang giliranmu

NENEK                                 : jangan retno jangan lakukan itu (ketakutan)

RETNO                                 : rasakan ini ma?

                SAAT RETNO INGIN MENANCAPKAN PISAU KEKEPALA IBUNYA BERSAMAAN LAMPU PADAM SEKETIKA. KINI EMPAT ORANG ITU MUNCUL LAGI DENGAN BERJALAN MENGILILINGI PENTAS SEDANGKAN RETNO MELIHAT DISEKITARNYA TERGELETAK HENDRA DAN NENEK ITU KEMUDIAN BERSUJUD DENGAN MERANGKUL RENI YANG SEDANG MENDENGARKAN EMPAT ORANG SAUDARANYA ITU

EMPAT ORANG                                 :  kita terlambat menyangkalnya

ORANG 1                             : hei saudaraku retno, puas kamu dengan melakukan seperti ini sekarang

ORANG 2                             : apakah kamu ingat pada kata-katamu bahwa kamu ingin berubah? Sadarlah retno

ORANG 3                             : ingat didunia ini semuanya bias berubah seperti pepohonan yang segar menjadi kering                                                                               kerontang

ORANG 4                             : tapi tidak semuanya berubah seperti halnya lautan, matahari, dan bumi

                EMPAT ORANG ITU BERADA DIBELAKANG RETNO DAN ANAKNYA. DIANTARA KETEGANGAN ITU RENI TERBANGUN DENGAN MEMEGANG SEBUAH KERTAS YANG IA PEGANG DIPANGKUAN RETNO MEMBERIKAN SEBUAH KERTAS PADA RETNO

RENI                                      : ia ma, mama harus berubah dengan kata-kata yang tertulis dikertas itu ma. Beritahu                                                                    seseorang juga ma bahwa mama ingin berubah

RETNO                                 : iya sayang, mama janji akan berubah

                RETNO MEMBUKA KERTAS ITUYANG BERISI TENTANG KATA-KATA YANG DITULIS RENI

“TAUBAT”

“PUASA”

“SHALAT”

“INTROPEKSI DIRI”

LALU RETNO MENUNJUKKAN KEPADA PENONTON KERTAS ITU LALU LAMPU PENTAS PADAM DENGAN MUSIK LIRIH YANG MENGARINGINYA

SELESAI