Minggu, 10 Juni 2012

naskah film boyman


BOYMAN SANG BINTANG

SCENE : 01. EXT. HALAMAN RUMAH –SIANG
Suasana disebuah gang kampung dengan bagraun dinding sedangkan boyman berjalan sendiri dengan rasa senang karena dirinya diterima di perguruan tinggi dikota

SCENE : 02. EXT. HALAMAN RUMAH –SIANG
Tampak rumah dari depan jalan kecil dan didepan rumah itu tampak kendaraan yang berlalu lalang  tidak lama kemudian boyman berjalan menuju rumahnya dengan membuka pintu lalu memasukinya

SCENE : 03. INT. KONTRAKAN–SIANG
Bapak boyman duduk bersandar didinding rumahnya. Boyman masuk dan mendekati bapaknya dengan rasa senang
BAPAK
Dari mana boy? seneng banget kamu kenapa?
BOYMAN
Aku diterima pak di kuliah (senyum)
BAPAK
Boyman, bapak kan sudah bilang kamu itu jangan kuliah, bapak tidak mampu untuk membiayainya (gelisah)
BOYMAN
Boy akan nekad pak, boy akan berusaha sendiri semaksimal mungkin untuk biaya kulyah itu
BAPAK
Kamu yakin dengan tekadmu itu (mempertegas pernyataannya)
BOYMAN
Yakin pak, boyman hanya minta ijin pada bapak untuk berangkat dan harus sekarang berangkatnya
BAPAK
Ya sudah sana persiapkan
Boyman berjalan dari dekat bapaknya dan masuk kesebuah kamarnya. Sedangkan bapaknya masih duduk ditempat itu
BAPAK
Boy, mudah-mudahan kamu berhasil (berbicara sendiri)
Boyman keluar dari kamarnya dengan sebuah tas yang dirangkulnya berjalan dari kamarnya mendekati bapaknya yang sedang mengambil sebuah gitar kecil
BOYMAN
Bapak, saya berangkat sekarang (dengan kesedihan namun penuh keyakinan)
BAPAK
Baneran kamu berangkat boy dan yakin atas pendirian kamu itu (cemas)
BOYMAN
Yakin pak
BAPAK
Ya sudah bapak ijinkan, maaf sekali bapak tidak bisa membantumu (dengan wajah yang sedih)
BOYMAN
Tidak apa-apa dong pak, doakan saja semoga berhasil  (membuat bapaknya tegar)
BAPAK
Boy ini gitar punya bapak satu-satunya, gunakan gitar ini sebagai pedoman hidupmu (wajah yang murung)
BOIMAN
Baik pak, boy berangkat dulu (mencium tangan bapaknya)

SCENE : 04. EXT. HALAMAN RUMAH –SIANG
Boyman keluar dari dalam rumahnya berjalan menuju jalan didepan rumahnya sedangkan bapaknya yang menunggunya dipintu rumahnya
BAPAK
Hati-hati boy, jangan pulang kalau tidak sukses (memberi semangat)
BOYMAN
Baik pak, assalamualaikum
BAPAK
Waalaikum salam
Bapaknya termenung sendiri atas kepergian anaknya lalu masuk kedalam rumahnya

SCENE : 05. EXT. JALANAN KOTA–SIANG
Nampak suasana jalan raya dikota dengan dipadati oleh kendaraan yang berlalu lalang. Boyman berjalan sendiri dengan lemas sambil memegang sebuah gitar dipinggir jalan

SCENE : 06. EXT. PINTU GERBANG KAMPUS–SIANG
Tampak megah pintu gerbang ISI dari depan dengan kendaraan yang berlalu lalang didepannya pintu gerbang itu, boyman berjalan didepan pintu gerbang itu sambil melihat-lihat lingkungan didalamnya. Lalu berjalan memasuki kearah jalan lingkungan kampus sambil melihat gedung-gedung dipinggir jalan kampus

SCENE : 07. EXT. SEBELAH UTARA PRODI MUSIK –SIANG
Boyman berjalan dari pintu gerbang kampus lalu duduk dipinggir jalan kampus dan memegang gitar itu dengan kebingungannya sambil melihat-lihat gitarnya itu
BOYMAN
           Sukurlah aku diterima kulyah disini, tapi aku bingung sekarang. Bapak bilang katanya gitar ini pedoman hidup aku gak ngerti ya sudahlah
Boyman berdiri dan berjalan lagi kearah jalan kampus

SCENE : 08. EXT. DEKANAN FAKULTAS PERTUNJUKAN–SIANG
 Nampak gedung dekanan dari depan, Boyman berjalan dari jalan langkahnya terhenti seperti menemukan pemikiran baru lalu duduk diteras dekanan fakultas pertunjukan
BOYMAN
“Oh aku tau kenapa bapak bilang gitar ini sebagai pedoman hidup artinya suruh ngamen, iya ngamen
Sekarang aku belajar gitar aja (ngomong sendiri)”
Boyman sedang belajar gitar. Dari sudut jalan dua orang perempuan menuju tempat boyman belajar
KARAS
“main gitar aja gak tau (pura-pura tidak tau dengan sombong)”
BOYMAN
“sombong amet jadi orang, belum tau siapa boyman (merasa terganggu belajarnya)”
KARAS
“kurang ajar (berbalik arah)”
LENA
“sudah-sudah jangan hiraukan, ini sudahterlambat kita masuk (menarik tangan karas)”
Boyman berdiri seperti akan berantem karena marah sedangkan kedua orang itu berjalan kesudut jalan. Boyman duduk kembali dengan kesombongannya
BOYMAN
“belum tau siapa boyman (memegang bajunya)”
Boyman duduk kembali dan meneruskan belajar gitar

SCENE : 09. EXT. DEPAN PERTOKOAN–SIANG
Diantara pertokoan dipinggir jalan boyman berjalan dengan sebuah gitar ditangannya lalu mulai memainkan gitarnya namun tidak ada yang memberinya. Boyman berjalan dari pertokoan menyebrang jalan raya.

SCENE : 10. EXT. MASJID–SIANG
Tampak masjid terlihat dari depan boyman berjalan didepan masjid dan duduk diteras masjid merenungi nasibnya sendiri dengan gitar ditangannya
BOYMAN
“Nasibku ini malang bener ya, ngamen gak ada yang beri, tapi aku tak boleh menyerah harus ngamen lagi yang giat, harus”
Boyman terbangun dari duduknya dan berjalan lagi dari teras masjid gitu

SCENE : 11. EXT. PERTOKOAN–SIANG
Boyman berjalan didepan toko-toko itu dan mulai mengamen dengan bernyanyi sedangkan gitar ditangannya orang-orang memberinya. Kemudian disalah satu toko bertemu dengan geng pengamen yang ketuanya perempuan yang menguasai daerah itu
Karas
perkenalkan namaku karas penguasa pengamen didaerah sini
Boyman          : aku boyman, pengamen baru di neger i ini
Karas mendekati boyman langsung memukulnya hingga terjatuh dan ahirnya boyman pergi
Boyman          : aduh boyman kalah
SCENE : 09. EXT. SALAH SATU TOKO –SIANG
Boyman itu mengamen lagi ditoko lalu penjaganya menemuinya dan pergi
Penjaga           : hei sudah tadi
Boyman          : sudah ya buk, maaf boyman lupa                
SCENE : 10. EXT. PINGGIR LAPANGAN SEPAK BOLA –SIANG
Boyman berjalan dengan menghitung uang yang ia dapatkan
Boyman          : alhamdulillah, ternyata aku bisa membiayai kulyah dan hidupku sendiri, ini memang benar-benar pedoman hidup, makasih pak
Didepannya ada seorang bencong yang mencegatnya dan menggodanya lalu dia berbaik arah dan berlari sedangkan bencong itu kesel sambil melihat boyman berlari
Bencong         : abang tunngu bang, ih abang
Boyman berlari tanpa memandang kedepan hingga dia menabrak seorang wanita hingga keduanya terjatuh, keduanya pun tersenyum saling pandang kemudian boyman pergi karena bencong itu memanggil-manggilnya
Boyman          : maaf sekali
SCENE : 11. EXT. HALAMAN RUMAH –SIANG
Tampak rumah dari jalan
SCENE : 12. INT. KONTRAKAN–SIANG
Bapak boyman melihat kalender di dinding
Bapak             : boy kamu kapan pulang sudah hampir setahun gak pulang, bapak kangen sama kamu boy
Berjalan menuju kamarnya dan masuk kedalam
SCENE : 12. INT. KAMAR–SIANG
Bapak boyman mengambil foto boyman dan didekapnya
SCENE : 13. EXT. JALANAN KAMPUNG–SIANG
Boyman berjalan dengan kegembiraan akan bertemu bapaknya
SCENE : 14. EXT. HALAMAN RUMAH –SIANG
Boyman berjalan menuju pintu dan mengetok pintu
SCENE : 15. INT. KAMAR –SIANG
Bapaknya terkejut mendengar boyman mengetok pintu dan segera keluar dari kamarnya
Bapak             : kayaknya boyman datang
SCENE : 16. EXT. HALAMAN RUMAH –SIANG
Boyman menunggu dipintu lalu ayahnya membuka pintu dan mendekati boyman
Boyman          : bapak, boy berhasil membiayai semuanya
Bapak             : syukurlah
Boyman          : bapak tau apa rahasianya?
Bapak             : apa boy
Boyman          : semua ini berkat leluhur bapak, gitar ini. Saya menjadi terkenal kemana-mana jangan bilang-bilang tapi dipertokoan
Bapak             : hehehe

SELESAI








Tidak ada komentar:

Posting Komentar